Pages

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Rabu, 21 November 2012

cerpenkuu- hana novita




TANGISAN IBU LUKA BAGIKU
            Sungguh mengiris hati.Tatkala aku sangatlah terpuruk dalam kesedihan.Ku tak sangka semua ini akan terjadi dalam diriku dan keluargaku.Disaat yang sangat tak terduga.Pada hari itu air mata berjatuhan.Suara tangisan menggelegar.Tak ada satupun yang dapat menahan kesedihan.Semua berkumpul.Menangis,berdiam diri,menatap apa yang sudah terjadi.Di hari itu,salah satu orang yang sangat dikasihi dalam keluargaku yaitu Pakdheku berpulang ke Rahhmatullah.Walaupun ia adalah Pakdheku.Dan hanya memiliki status sebagai Pakdheku.Namun dengan meninggalnya beliau.Tentu sangatlah mengiris hatiku.
            Sangat menyakitkan.Ia meninggal dalam keadaan yang sangat kritis dan menyedihkan.Siapa sangka.Tak ada yang menyangka semua ini kan terjadi.Karena ini semua adalah sebuah takdir.Ia terkena sebuah penyakit yang cukup berbahaya.Yaitu penyakit Gagal Ginjal.Tak ada biaya untuk berobat.Umur beliau pun masih belum terlalu tua.Sekitar umur 40.Masa-masa hidupnya sangat berharga.Ia bekerja banting tulang hanya demi anaknya.Sampai ia tak mempedulikan dirinya sendiri.Tak kenal lelah.Tak peduli dengan kondisi tubuhnya.Hanya satu yang ia fikirkan.”Asalkan anakku bahagia,kurela apapun akan kulakukan.”fikir ia dalam benaknya.Ia meninggal dunia di rumahku.Aku sangatlah sedih.Menangis dan terus menangis.Mengingat,ia sangatlah baik.Begitu tragis memang.Mempertaruhkan segalanya demi anak semata wayangnya.
            Semua kehilangan.Hanya penyesalan yang dirasakan.Semua sudah terlambat.Setelah Pakdheku meninggal dunia.Barulah,ada seorang teman Pakdheku berkunjung ke rumahku.Untuk mengantarkan sejumlah uang yang ternyata milik Pakdhe.Yang tak disadari keberadaan uang itu.Kenapa tidak pada saat Pakdhe membutuhkan uang itu untuk berobat.Kini hanyalah penyesalan yang dirasakan.Terutama Ibuku.Siang dan malam selalu menangis.Karena kehilangan seorang kakaknya.Aku sangat sedih melihat keadaan Ibuku seperti itu.Ibuku tidak mau makan.Tak ada senyum diraut wajahnya.Ku bingung,ku bimbang.Ku tak bisa melihat keadaan Ibu seperti itu.Sakit sekali aku rasakan.
            Aku termenung dalam kesedihan ini.Ku berfikir.Apa mungkin selamanya aku dan keluargaku harus terlarut dalam kesedihan ini.Ku mencoba untuk tabah.Hanya ada satu pertanyaan dalam benakku.”SAMPAI  KKKKAAAAPPPPAAAANNNN...??????????”KU HARUS MELAWAN RASA SEDIH INI.Ku harus bisa mengatasi semua ini.Apa aku harus selalu seperti ini ,,,,,??????????”TTTTIIIIIDDDDAAAAKKKK...!!!!!!!!!!!!!”Ku berteriak dalam hati.Ku tidak boleh putus asa.Dari peristiwa ini.Ku harus selalu sabar dan bersyukur.Ku bertekad untuk membuat Ibu sedikit merasa tenang.Pada saat di ruang tamu aku berbicara dengan Ibu.
“Bu,semua ini adalah takdir bu.Kita tidak bisa melawan takdir.”Ku mencoba berbicara dengan Ibu.
“Ibu tahu,tapi wajar kan kalau Ibu merasa seperti ini.”Ibu menjawab dengan penuh kesedihan.
“Ya bu,wajar-wajar aja kalau Ibu merasa seperti itu.Aku ngerti kok  perasaan Ibu.Di sini bukan hanya Ibu yang merasa kehilangan bu,semua kehilangan bu.Bukan hanya Ibu,Ibu harus inget itu.Tapi kita gak boleh selalu merasa kehilangan kaya gini bu,seharusnya kita mendoakan Pakdhe bukan malah menangisinya bu.”kataku.
Namun saat ini,Ibu memang belum bisa menerima takdir ini.Ku tak tahan melihat Ibu selalu menangis.
            Akhirnya,ku hanya bisa nerdia agar Pakdhe bisa tenang di alam sana dan Ibu bisa mengikhlaskan Pakdhe perlahan-lahan.Waktu demi waktu,hari demi hari berjalan.Sedikit demi sedikit ku bisa melihat senyum Ibu walau itu hanya sebuah senyuman kecil.Ku bahagia dan sangat bahagia.Ini semua merupakan Berkah dan Hidayat yang sangat luar biasa untukku.
            Secara perlahan ku bisa melihat senyum Ibu kembali.Namun entah apa yang membuat aku kini merasa Ibu sedikit berbeda.Hari sudah mulai larut malam.Namun ku masih memikirkan semua ini.Ku memutuskan untuk tidur.
...................KUKURUYUUUUUUUUUUUUKKKK.............{suara ayam berkokok}
Aku terbangu dari tidurku.Suara adzan Subuh terdengar sangat indah.Ku memutuskan untuk mengambil air ewudlu dan melaksanakan Sholat.Selesai Sholat,ku mendengar isak tangis.Namun ku terfikir,siapa yang sedang menangis di pagi buta seperti ini.Ku berjalan keluar kamar.Kakiku tehenti di depan kamar Ibuku.
“Ya Tuhan,ku mencoba mengikhlaskan kakakku.Semoga kau menerimanya disisi-Mu Ya Tuhan.Ampuni dosa-dosanya.”kata Ibu sambil menangis.
Htiku teriris.Ku kira kini Ibu sudah mengikhlaskan kepergian Pakdhe.Nmun ternyata................
APA?????????????Ibuku tetap terlarut dalam kesedihan.Ku memutuskan untuk masuk ke dalam kamar Ibu.
.............TOK...............TOK...............TOK................TOK
            “Bu,Ibu.Ini aku bu?”kataku sambil mengetuk pintu.
Ibu membukakan pintu untukku.
“Bu,sudahlah bu.Biarlah Pakdhe tenang di alam sana.Kenapa Ibu selalu menangis sih bu?”kataku
“Sudahalah Ibu tidak menangis.Ibu hanya berharap semoga Pakdhemu bisa di terima oleh Sang Pencipta.Hanya ituu.!!!”jawab Ibu dengan lantang.
            Ku hanya berharap,semoga Ibu bisa melewati semua ini.Dan ku selalu berharap,agar Ibu bisa tersenyum kembali seperti dulu.
Karena tangisan Ibu,luka bagiku.Dan senyum Ibu,kebahagiaanku.
THE END

0 komentar:

Posting Komentar