TANGISAN
IBU LUKA BAGIKU
Sungguh mengiris hati.Tatkala aku sangatlah terpuruk
dalam kesedihan.Ku tak sangka semua ini akan terjadi dalam diriku dan
keluargaku.Disaat yang sangat tak terduga.Pada hari itu air mata
berjatuhan.Suara tangisan menggelegar.Tak ada satupun yang dapat menahan
kesedihan.Semua berkumpul.Menangis,berdiam diri,menatap apa yang sudah
terjadi.Di hari itu,salah satu orang yang sangat dikasihi dalam keluargaku
yaitu Pakdheku berpulang ke Rahhmatullah.Walaupun ia adalah Pakdheku.Dan hanya
memiliki status sebagai Pakdheku.Namun dengan meninggalnya beliau.Tentu
sangatlah mengiris hatiku.
Sangat menyakitkan.Ia meninggal dalam keadaan yang sangat
kritis dan menyedihkan.Siapa sangka.Tak ada yang menyangka semua ini kan
terjadi.Karena ini semua adalah sebuah takdir.Ia terkena sebuah penyakit yang
cukup berbahaya.Yaitu penyakit Gagal Ginjal.Tak ada biaya untuk berobat.Umur
beliau pun masih belum terlalu tua.Sekitar umur 40.Masa-masa hidupnya sangat berharga.Ia
bekerja banting tulang hanya demi anaknya.Sampai ia tak mempedulikan dirinya
sendiri.Tak kenal lelah.Tak peduli dengan kondisi tubuhnya.Hanya satu yang ia
fikirkan.”Asalkan anakku bahagia,kurela apapun akan kulakukan.”fikir ia dalam
benaknya.Ia meninggal dunia di rumahku.Aku sangatlah sedih.Menangis dan terus
menangis.Mengingat,ia sangatlah baik.Begitu tragis memang.Mempertaruhkan
segalanya demi anak semata wayangnya.
Semua kehilangan.Hanya penyesalan yang dirasakan.Semua
sudah terlambat.Setelah Pakdheku meninggal dunia.Barulah,ada seorang teman
Pakdheku berkunjung ke rumahku.Untuk mengantarkan sejumlah uang yang ternyata
milik Pakdhe.Yang tak disadari keberadaan uang itu.Kenapa tidak pada saat
Pakdhe membutuhkan uang itu untuk berobat.Kini hanyalah penyesalan yang
dirasakan.Terutama Ibuku.Siang dan malam selalu menangis.Karena kehilangan
seorang kakaknya.Aku sangat sedih melihat keadaan Ibuku seperti itu.Ibuku tidak
mau makan.Tak ada senyum diraut wajahnya.Ku bingung,ku bimbang.Ku tak bisa
melihat keadaan Ibu seperti itu.Sakit sekali aku rasakan.
Aku termenung dalam kesedihan ini.Ku berfikir.Apa mungkin
selamanya aku dan keluargaku harus terlarut dalam kesedihan ini.Ku mencoba
untuk tabah.Hanya ada satu pertanyaan dalam benakku.”SAMPAI KKKKAAAAPPPPAAAANNNN...??????????”KU HARUS
MELAWAN RASA SEDIH INI.Ku harus bisa mengatasi semua ini.Apa aku harus selalu
seperti ini ,,,,,??????????”TTTTIIIIIDDDDAAAAKKKK...!!!!!!!!!!!!!”Ku berteriak
dalam hati.Ku tidak boleh putus asa.Dari peristiwa ini.Ku harus selalu sabar
dan bersyukur.Ku bertekad untuk membuat Ibu sedikit merasa tenang.Pada saat di
ruang tamu aku berbicara dengan Ibu.
“Bu,semua
ini adalah takdir bu.Kita tidak bisa melawan takdir.”Ku mencoba berbicara
dengan Ibu.
“Ibu
tahu,tapi wajar kan kalau Ibu merasa seperti ini.”Ibu menjawab dengan penuh
kesedihan.
“Ya
bu,wajar-wajar aja kalau Ibu merasa seperti itu.Aku ngerti kok perasaan Ibu.Di sini bukan hanya Ibu yang
merasa kehilangan bu,semua kehilangan bu.Bukan hanya Ibu,Ibu harus inget
itu.Tapi kita gak boleh selalu merasa kehilangan kaya gini bu,seharusnya kita
mendoakan Pakdhe bukan malah menangisinya bu.”kataku.
Namun saat ini,Ibu memang
belum bisa menerima takdir ini.Ku tak tahan melihat Ibu selalu menangis.
Akhirnya,ku hanya bisa nerdia agar Pakdhe bisa tenang di
alam sana dan Ibu bisa mengikhlaskan Pakdhe perlahan-lahan.Waktu demi
waktu,hari demi hari berjalan.Sedikit demi sedikit ku bisa melihat senyum Ibu
walau itu hanya sebuah senyuman kecil.Ku bahagia dan sangat bahagia.Ini semua
merupakan Berkah dan Hidayat yang sangat luar biasa untukku.
Secara perlahan ku bisa melihat senyum Ibu kembali.Namun
entah apa yang membuat aku kini merasa Ibu sedikit berbeda.Hari sudah mulai
larut malam.Namun ku masih memikirkan semua ini.Ku memutuskan untuk tidur.
...................KUKURUYUUUUUUUUUUUUKKKK.............{suara
ayam berkokok}
Aku terbangu dari
tidurku.Suara adzan Subuh terdengar sangat indah.Ku memutuskan untuk mengambil
air ewudlu dan melaksanakan Sholat.Selesai Sholat,ku mendengar isak tangis.Namun
ku terfikir,siapa yang sedang menangis di pagi buta seperti ini.Ku berjalan
keluar kamar.Kakiku tehenti di depan kamar Ibuku.
“Ya
Tuhan,ku mencoba mengikhlaskan kakakku.Semoga kau menerimanya disisi-Mu Ya
Tuhan.Ampuni dosa-dosanya.”kata Ibu sambil menangis.
Htiku teriris.Ku kira kini
Ibu sudah mengikhlaskan kepergian Pakdhe.Nmun ternyata................
APA?????????????Ibuku
tetap terlarut dalam kesedihan.Ku memutuskan untuk masuk ke dalam kamar Ibu.
.............TOK...............TOK...............TOK................TOK
“Bu,Ibu.Ini aku bu?”kataku sambil mengetuk pintu.
Ibu membukakan pintu
untukku.
“Bu,sudahlah
bu.Biarlah Pakdhe tenang di alam sana.Kenapa Ibu selalu menangis sih bu?”kataku
“Sudahalah
Ibu tidak menangis.Ibu hanya berharap semoga Pakdhemu bisa di terima oleh Sang
Pencipta.Hanya ituu.!!!”jawab Ibu dengan lantang.
Ku hanya berharap,semoga Ibu bisa melewati semua ini.Dan
ku selalu berharap,agar Ibu bisa tersenyum kembali seperti dulu.
Karena tangisan Ibu,luka
bagiku.Dan senyum Ibu,kebahagiaanku.
THE END
0 komentar:
Posting Komentar